Selasa, 17 Juli 2012

Olahraga Dan Kesehatan Dua Hal Dengan Korelasi Tinggi

Olahraga dan kesehatan adalah dua hal yang sangat berkaitan satu sama lain. Sebab akibat yang erat ada dalam hubungan keduanya. Bagiama tidak banyak dalam berbagai artikel kesehatan yang menyebutkan kurangnya olahraga menjadi pemicu berbagai penyakit. Namun kenapa banyak sekali yang masih enggan untuk berolahraga? Saya sama sekali tidak akan meninjak privasi Anda, tapi pada postingan perdana ini saya akan berbagi apa sih dan seberapa besar olahraga mampu mempengaruhi kesehatan Anda.Semoga menjadi inspirasi untuk Anda :)

Hubungan Olahraga dan Kesehatan

Dalam kehidupan sehari-hari, semua orang ingin menjadi sehat. Sehat keadaan di mana penyakit, baik mental maupun fisik. Hidup sehat ada berbagai macam cara yang tepat adalah makan istirahat cukup, olahraga cukup berlebihan, dan stres tidak terlalu banyak.

Seseorang yang sehat dan fit akan dapat melakukan pekerjaan sehari-hari tanpa kelelahan yang berarti. Ia masih mempunyai cadangan tenaga yang cukup untuk suatu kegiatan ekstra seperti berolahraga dan rekreasi. Sehat dalam arti umum adalah dengan cara menjaga makanan agar cukup gizi dan menjaga kebersihan sehari-hari. Kebersihan ini meliputi kebersihan diri sendiri, misalnya mandi, berpakaian, dan lain-lain.

Kebersihan lingkungan adalah kebersihan dalam rumah tinggal maupun pekerjaan (kantor). Kebersihan makan perlu dijaga agar tidak mudah kena penyakit yang ditularkan melalui makanan. Makanan yang dimakan harus cukup, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu, makanan juga harus seimbang. Artinya,perbandingan antara karbohidrat, protein, dan lemak harus sesuai dengan kebutuhan.

Dari segi kuantitas, harus diperhatikan jumlah porsi makanan agar tak berlebihan atau kurang. Jumlah porsi ini disesuaikan dengan pekerjaan sehari-hari. Apakah pekerjaan tersebut berat atau ringan. Pada pekerjaan di kantor, tentunya tidak banyak makanan yang diperlukan karena beban fisik tidak besar. Orang yang biasa bekerja di kantor tak butuh kalori yang terlalu banyak, misalnya hanya 1.800-2.000 kalori. Jumlah ini tergantung dari berat badannya.

Orang dengan berat badan besar tentunya butuh kalori lebih banyak. Macam aktivitas sehari-hari juga menentukan besarnya kebutuhan kalori. Bila pekerjaan berat, tentu dibutuhkan jumlah kalori yang tinggi. Misalnya seorang atlet pembalap sepeda jarak jauh dengan berat badan 75 kg menempuh jarak perlombaan sebanyak 200 km membutuhkan kurang lebih 6.000 kalori.

Namun, seorang pemain tenis meja dengan berat badan 60 kg hanya membutuhkan sebanyak kurang lebih 3.600 kalori. Untuk seorang non-atlet, jumlah kalori ini dapat dipenuhi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Cara makan yang benar adalah dalam jumlah yang sedikit dengan frekuensi yang sering, misalnya 4-5 x sehari.

Makanan tersebut harus cukup zat gizinya. Artinya, cukup karbohidrat, protein, dan lemak. Secara umum, misalnya setiap makan harus cukup nasi, dengan lauk daging atau telur, sayuran, dan harus ada buah. Jangan lupa pula selingan/snack yang cukup bergizi. Bila makan seperti itu dapat dilakukan, maka untuk kehidupan sehari-hari ini sudah cukup.

Bila kegiatan fisik bertambah berat, seperti banyak pekerjaan lebih yang dilakukan, atau sehabis sakit, maka diperlukan makanan dengan kalori yang lebih banyak dan mungkin dibutuhkan suplemen. Seorang wanita yang dalam keadaan normal cukup makannya, bila ia mengalami menstruasi, ia merasa lemas karena darahnya berkurang. Untuk itu, ia boleh mengonsumsi suplemen zat besi untuk mengimbangi kekurangan darah tadi.

Contoh lain, seorang wanita yang mengalami menopause dan ia menderita osteoporosis, maka ia harus menambah konsumsi Ca (kalsium) agar tulangnya tidak keropos. Tentunya hal ini harus ditambah dengan berolahraga teratur dan menjalani terapi sulih hormon jika diperlukan. Jadi, konsumsi kalsium di sini ditambah atas indikasi.

Pada orang tua memang terjadi kemunduran semua fungsi tubuh, termasuk pencernaan. Pada beberapa orang tua, penyerapan di usus sangat menurun sehingga terjadi kekurangan beberapa zat. Karena itu, tenaganya sangat berkurang, cepat lelah, dan lain-lain. Untuk itu, perlu diberikan suplemen vitamin atau zat-zat tertentu yang tentunya harus direkomendasikan oleh dokter yang memeriksanya.

Apabila dokter tidak menganjurkan konsumsi suplemen, tentunya tidak perlu tambahan suplemen tersebut. Di sini yang sangat berperan adalah ahli gizi dan dokter untuk memberikan petunjuk yang benar mengenai suplemen yang harus dimakan.

Olahraga yang relatif ringan seperti boling, panahan, menembak, tidak membutuhkan kalori yang banyak. Begitu pula olahraga kesehatan, seperti senam aerobik, joging, berenang, lantai, bersepeda (bukan balap sepeda) tidak perlu tambahan suplemen. Jadi, tidak benar apabila memakan suplemen. Cukup dari makanan yang disajikan asal makanan tersebut cukup dari segi kualitas dan kuantitas.

Memang ada perkembangan lain dari ilmu gizi, yaitu penelitian-penelitian terbaru yang menyimpulkan manfaat beberapa zat dalam tubuh, seperti selenium, chroom, dan insulin. Hasil penelitian ini langsung disambut para pembuat suplemen dengan membuat suplemen yang katanya dapat meningkatkan vitalitas, kesegaran jasmani, mengurangi keriput, dan efek lain yang menakjubkan.

Sebenarnya kegunaan zat-zat tersebut harus melalui penelitian yang teliti dan lama sehingga efeknya benar-benar diketahui secara rinci. Begitu pula pada saat ini banyak sekali beredar suplemen yang berisi zat-zat alamiah seperti jamur, rumput laut atau akar-akaran yang katanya bermanfaat bagi tubuh. Akan tetapi, karena bukti-bukti secara ilmiah biasanya belum lengkap, maka bila seseorang mencoba mengonsumsi, tentunya ada risiko terkena keracunan atau efek samping yang tidak dikehendaki.

Dari bidang olahraga prestasi, pada saat ini banyak atlet yang terkena pemeriksaan doping dan hasilnya positif. Padahal, ia tidak pernah makan obat terlarang. Ia hanya makan suplemen yang menurut labelnya aman dari zat doping. Ternyata memang banyak suplemen yang dimasuki zat-zat doping. Untuk itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) mengeluarkan pernyataan untuk berhati-hati mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang dijual bebas, karena sering mengandung zat doping.

Untuk mudahnya, tidak usah memakan suplemen bila tidak ada indikasi yang jelas. Lebih baik cek ke dokter atau ahli gizi agar dapat bertindak dengan benar. Para ahli gizi olahraga pada awal tahun 1990-an pernah mengeluarkan suatu position statement atau peryataan sikap atas pemakaian suplemen.

Isi pernyataan tersebut menyatakan bahwa atlet tidak perlu makan suplemen bila cukup gizi secara kualitas dan kuantitas. Kelebihan vitamin atau suplemen dapat merugikan tubuh dan dapat menurunkan prestasi. Untuk itu, kiranya atlet perlu mendapatkan penerangan tentang apa yang dimakan sehingga terhindar dari kemungkinan tes doping positif. Untuk orang awam, masalahnya sama saja, tidak perlu suplemen bila tidak diperlukan tubuh

Manfaat Olahraga Untuk Kesehatan

Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia. Bahwa olahraga membuat peredaran darah menjadi lancar, membakar lemak dan kalori, serta mengurangi risiko darah tinggi dan obesitas merupakan suatu hal yang diketahui umum. Riset terbaru menunjukkan suatu kelebihan lain dari aktivitas ini. Olahraga sedikitnya 10 menit setiap hari membuat mental menjadi lebih sehat, pikiran jernih, stres berkurang dan memicu timbulnya perasaan bahagia.

Secara lebih jelas Daniel Landers, profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University mengungkapkan lima manfaat olahraga terhadap otak Anda.

1. Meningkatkan kemampuan otakLatihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.

2. Membantu menunda proses penuaan Riset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki di sekitar rumah.

3. Mengurangi stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.

4. Menaikkan daya tahan tubuh Jika Anda senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan.

Landers mengatakan untuk orang yang menderita depresi ringan dan sedang, olahraga sedikitnya 16 minggu bisa menimbulkan efek yang sama dengan menelan obat antidepresi seperti Zoloft dan Prozac. Sementara para peneliti di Duke University menemukan bahwa 60 persen orang depresi yang melakukan olahraga selama empat bulan dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap latihan selama 30 menit bisa mengatasi gejala ini tanpa obat. Meski tergolong langkah yang mujarab namun bukan berarti pengobatan bisa langsung dihentikan, apalagi bagi yang mengalami depresi berat.

5. Memperbaiki kepercayaan diri .Umumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.

Hubungan aktivitas fisik/ olahraga dengan kesehatan & kebugaran

Aktivitas fisik atau olahraga merupakan bentuk pemberian rangsangan berulang pada tubuh. Tubuh akan beradaptasi jika diberi rangsangan secara teratur dengan takaran dan waktu yang tepat. Proses adaptasi merupakan perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat pemberian rangsangan yang berupa latihan fisik selama masa tertentu sampai tubuh memberi respon terhadap rangsangan tersebut.

Takaran latihan yang dianjurkan adalah frekwensi latihan 3-5 kali seminggu, intensitas latihan antar 60-80% denyut dadi maksimal (DNM)=220-umur, Lama laihan berlangsung antara 20-30 menit latihan daya tahan atau aerobic tanpa henti.

Hal hal lain yg perlu diperhatikan dalam suatu proses berlatih adalah tahapan tiap sesi latihan fisik, yaitu latihan pemanasan termasuk latihan peregangan berlangsung 5-10 menit., Latihan inti yaitu denyut nadi dipertahankan minimal 15 menit dalam zona latihan, latihan pendinginan termasuk latihan peregangan selama 5-10 menit.

Mari kita mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat, bugar, berkualitas dan produktif :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar